Demokrasi universal, tapi perlu kontekstualisasi perspektif lokal Islam

13 05 2011

Home arrow News arrow Latest News arrow Ditunggu, Perspektif Islam atas Demokrasi
DitungguPerspektifIslamatas Demokrasi Print E-mail
Source: Kompas
Wednesday, 27 June 2007
Jakarta, Kompas – Dunia masih menantikan perspektif Islam atas demokrasi. Demokrasi mempunyai nilai sangat universal, tetapi tetap membutuhkan kontekstualisasi. Apalagi bagi Indonesia yang mayoritas rakyatnya beragama Islam.

Demikian dikatakan mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Azyumardi Azra pada peluncuran bukunya, Indonesia, Islam, and Democracy di Kampus UIN, Selasa (26/6). Pada saat yang bersamaan, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Saiful Mujani juga meluncurkan bukunya, berjudul Muslim Demokrat.

“Demokrasi tak lagi bisa dilihat sebagai hal yang bertentangan atau tidak bertentangan dengan agama. Bukan berarti demokrasi hendak diagamakan atau sekuler, tetapi demokrasi membutuhkan kontekstualisasi dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Saiful menambahkan, dimensi yang baik dalam studi komunitas Muslim di Indonesia, adalah aspek aktif dalam berdemokrasi. Aspek ini merupakan keterlibatan dalam proses demokrasi yang sangat baik. Untuk dapat mencapai tahap matang demokrasi, tak hanya aktivisme yang dibutuhkan, tetapi juga pasivisme.

“Kombinasi keduanya membuat demokrasi tidak revolusiner, tetapi sebuah proses. Pasivisme misalnya sikap toleransi. Kalau aspek ini tidak berkembang, hanya menekankan partisipasi, demokrasi tidak berkembang,” ujarnya lagi.

Peneliti Daniel Dhakidae, yang membahas buku Saiful, mengatakan, kesimpulan tentang Indonesia yang penduduk Islamnya toleran merupakan ciri dari penelitian yang menggunakan pendekatan perilaku. (mam)

[ Back ]
spacer.png, 0 kB
spacer.png, 0 kB
spacer.png, 0 kB

©2006 Azyumardiazra.com – all rights reserved
spacer.png, 0 kB


Aksi

Information

Tinggalkan komentar